IDXChannel - Adanya deflasi sebesar 0,03% pada Mei 2024 kali ini merupakan momen penurunan pertama inflasi pasca Agustus 2023. Selain deflasi, inflasi yang terjadi di bulan yang sama yakni 2,84%, dinilai lebih rendah dibandingkan Mei tahun lalu yaitu 3%.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pengaruh inflasi yang lebih tinggi pada Mei 2023 dibandingkan tahun ini dikarenakan adanya dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2022.
"Kalau kita lihat pada bulan Mei tahun lalu, inflasinya lebih tinggi dibandingkan tahun ini karena masih adanya dampak kenaikan harga BBM di tahun 2022. Sehingga inflasi di bulan Mei tahun ini, cukup rendah kenaikannya," ungkap Josua dalam dialog di IDX Channel, Selasa (4/5/2024).
Josua mengatakan, data inflasi bulan Mei 2024 ini sesuai dengan target capaian Bank Indonesia yakni di 2,5 plus minus satu persen. Oleh sebab itu, dia mengatakan indikasi kenaikan suku bunga acuan BI konsisten mengurangi kenaikan inflasi di bulan Mei 2024.
"Yang kita lihat pada bulan April kemarin yakni adanya pelemahan nilai tukar rupiah, kemudia harga di tingkat produsen mulai menurun di kuartal 1, Indeks Harga Pedagang Besar (IHPB) juga sudah melandai. Artinya secara keseluruhan harga produksi pun menurun sejalan dengan menurunnya harga kebutuhan barang pokok," papar Josua.