Produksi migas juga terganggu gegara adanya delay/penundaan pada proyek yang harusnya bisa segera on stream. "Ini karena pengaruh keterbatasan orang dan pengiriman karena adanya pandemi," ujarnya.
Untuk tahun ini, target lifting minyak naik menjadi 773 ribu BOPD dan gas menjadi 1,03 juta BOEPD. Dwi memastikan, pihaknya mengoptimalkan berbagai cara agar target ini bisa tercapai.
"Misalnya dengan penambahan pengeboran, lalu misalnya saat LNG Tangguh problem di September tapi sudah bisa kita naikkan, kemudian saat pipi ONWJ (PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java) ada kebocoran itu juga kita kembali naikkan," tutupnya. (RAMA)