sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Strategi MenkopUKM Agar UMKM Bisa Jadi Pemain Ekspor

Economics editor Shifa Nurhaliza
17/06/2021 14:43 WIB
MenkopUKM Teten Masduki memaparkan beberapa strategi utama yang akan dan sedang dilakukan untuk meningkatkan ekspor UMKM.
Ini Strategi MenkopUKM Agar UMKM Bisa Jadi Pemain Ekspor. (Foto: MNC Media)
Ini Strategi MenkopUKM Agar UMKM Bisa Jadi Pemain Ekspor. (Foto: MNC Media)
<p>IDXChannel - MenkopUKM Teten Masduki memaparkan beberapa strategi utama yang akan dan sedang dilakukan untuk meningkatkan ekspor UMKM. Sehingga, pengusaha lokal tidak hanya menjadi raja di negeri sendiri tapi juga bisa berkuasa di pasar internasional.

Pertama, penguatan database, pemetaan potensi produk maupun pasar melalui Basis Data Tunggal UMKM, preferensi pasar di negara tujuan, jaringan distribusi dan gudang di luar negeri, serta affirmative-action penurunan tarif di negara tujuan dan memperluas kerja sama dagang luar negeri. 

"Butuh peran aktif Kemenlu, KBI/KJRI, Atase Perdagangan dan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center/Pusat Promosi Perdagangan Indonesia), BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) serta beberapa inkubasi ekspor swasta yang sudah kuat," jelasnya seperti dikutip dari situs Kementerian Keuangan RI, Kamis (17/6/2021).

Kedua, lanjutnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan produk melalui program pendidikan dan pelatihan, sekolah ekspor (target 500 ribu eksportir), standardisasi dan sertifikasi, dan factory sharing (berbagi pabrik di kawasan terpadu UMKM). 

“Kami telah membuka pendaftaran bagi UKM yang memenuhi syarat untuk sertifikasi ISO (International Organization for Standardization), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) SNI (Standar Nasional Indonesia), Organik, FSSC (Food Safety System Certification)/BRC (British Retail Consortium), dan SVLK (Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu)," ujar MenkopUKM.

Selain itu, bersama Bappenas, tahun ini KemenKopUKM akan melakukan pilot project factory sharing di lima provinsi, dengan rencana awal Feasibility Study (FS) untuk komoditas rotan (Jateng), komoditas kelapa (Sulut), komoditas sapi (NTT), komoditas nilam (Aceh), dan komoditas biofarmaka (Kaltim).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement