sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Tiga Cara Pelaku Industri Bisa Bertahan Hadapi Disrupsi

Economics editor Dovana Hasiana/MPI
17/03/2023 00:13 WIB
Founding Chairman Indonesian Industry Outlook Yuswohady mengatakan, disrupsi digital, milenial hingga pandemi menyebabkan industri menjadi goyah.
Ini Tiga Cara Pelaku Industri Bisa Bertahan Hadapi Disrupsi
Ini Tiga Cara Pelaku Industri Bisa Bertahan Hadapi Disrupsi

IDXChannel - Founding Chairman Indonesian Industry Outlook Yuswohady mengatakan, disrupsi digital, milenial hingga pandemi menyebabkan industri menjadi goyah. Kerusakan tersebut pada akhirnya menyebabkan perubahan pasar yang sangat besar (market megashift). 

Yuswohady menilai, pelaku industri bisa bertahan bila memiliki tiga proposisi nilai yang unik, yakni kepemimpinan produk (product leadership), keintiman pelanggan (customer intimacy), dan keunggulan operasional (operational excellence). 

“Ini konsepnya berasal dari buku The Discipline of Market Leader dari Fred Wiersema and Michael Treacy. Mereka juga meneliti bagaimana pelaku yang mampu bertahan dan menjadi pemimpin di industri,” ujar Founding Chairman Indonesian Industry Outlook, Yuswohady dalam Indonesia Industry Outlook 2023 “The Dark Global Economy, The Bright Local Champions, Melesat di Tahun Gelap” di Perpustakaan Nasional di Jakarta, Kamis (16/3/2023). 

Pada kepemimpinan produk (product leadership), Yuswohady mengatakan pelaku industri harus memiliki inovasi dalam bentuk kebaruan dan diferensiasi produk atau layanan yang ditawarkan ke pelanggan. 

Sementara pada aspek keintiman pelanggan, pelaku industri harus dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan melalui produk atau jasa yang ditawarkan (customer satisfaction), membangun hubungan emosional dengan pelanggan berdasarkan pengalaman positif dari produk atau layanan (customer loyalty), dan kesediaan pelanggan untuk berbagi pengalaman positif tentang produk atau layanan (customer recommendation). 

“Jadi keintiman pelanggan ini memang dibangun berdasarkan pengalaman yang didapatkan (user experience) saat membeli atau menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Maka, ini berhubungan dengan aspek pertama untuk menciptakan keintiman tersebut,” imbuhnya. 

Terakhir adalah keunggulan operasional. Yuswohady mengatakan pelaku industri harus memiliki kualitas produk yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan, harga yang kompetitif sesuai dengan nilai yang diberikan pelanggan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan dan kesediaan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. 

“Ini penting, kemampuan inovasi, kemampuan customer experience, kemampuan efisiensi. Ini yang meriset peneliti dunia, perusahaan dinilai bagus atau engga melalui 3 aspek tersebut,” pungkasnya.  

(DES)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement