sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Intip Empat Fokus Pemerintah dalam Postur APBN 2024

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
19/05/2023 15:52 WIB
Pemerintah baru saja mencanangkan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2024.
Intip Empat Fokus Pemerintah dalam Postur APBN 2024. (Foto: MNC Media)
Intip Empat Fokus Pemerintah dalam Postur APBN 2024. (Foto: MNC Media)

3. Rasio Utang Terarah

Sri Mulyani juga menegaskan pentingnya keseimbangan primer yang terus diupayakan bergerak menuju positif. Yakni pada kisaran defisit 0,43% hingga surplus 0,003% dari PDB.

Untuk mendukung kebijakan fiskal yang tetap ekspansif, terarah, dan terukur dalam rangka percepatan transformasi ekonomi, target defisit berkisar 2,16% hingga 2,64% dari PDB.

Di samping itu, rasio utang akan tetap dijaga dalam batas yang dapat ditolerir.

“Untuk mendorong pembiayaan yang pruden, kreatif, inovatif, dan berkesinambungan adalah dengan mengendalikan rasio utang dalam batas terarah di kisaran 38,07% hingga 38,97% dari PDB,” kata Sri Mulyani, Jumat (19/5).

Adapun posisi utang pemerintah RI mencapai Rp7.879,07 triliun per 31 Maret 2023. Dengan jumlah tersebut, rasio utang terhadap PDB berada di level 39,17%. Angka ini masih di atas target pemerintah 2024.

4. Tingkat Pengangguran

Sri Mulyani juga menegaskan, akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional akan membantu menurunkan tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 pada kisaran 5,0% hingga 5,7%.

“Tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 ditargetkan pada kisaran 5,0% hingga 5,7%,” imbuh Sri Mulyani.

Merujuk data terakhir, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2023 mencapai 5,45%, turun juga dibanding Februari tahun lalu yang masih 5,86%. Meski demikian, angka tersebut masih di atas target 2024.

Adapun jumlah total angkatan kerja Indonesia pada Februari 2023 mencapai 146,62 juta orang, bertambah 2,61 juta orang dibanding Februari 2022.

Mewaspadai Akselerasi Teknologi dan Perubahan Iklim

Sri Mulyani bersama pemerintah juga masih mewaspadai pengaruh guncangan ekonomi global.

"Karena guncangan global yang terjadi baik dari pandemi, geopolitik, climate change, dan disrupsi digital ekonomi tidak mudah dan memengaruhi kinerja keuangan suatu negara," ujar Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, salah satu yang perlu diwaspadai adalah perubahan teknologi informasi yang cepat.

Selain membawa manfaat bagi kehidupan manusia berupa meningkatnya efisiensi dan perluasan skala produksi, perubahan teknologi informasi juga menghadirkan sejumlah tantangan.

Di antaranya adalah penghematan tenaga kerja manusia (labor saving) secara masif, persoalan privasi, dan keamanan siber (cyber security).

"Indonesia terus mewaspadai berbagai tantangan eksternal dan memiliki berbagai tugas untuk memperbaiki fondasi secara struktural perekonomian Indonesia," imbuhnya. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement