IDXChannel - Nama Bjorka hingga kini masih menjadi buah bibir masyarakat. Peretas atau hacker satu ini sukses membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kelabakan menghadapi pertanyaan publik terkait keamanan data pribadi.
Bagaimana tidak? Bjorka telah meretas data pelanggan IndiHome, SIM Card, 105 juta pemilih Indonesia, dan juga data diri para pejabat di Indonesia dan dokumen rahasia.
Namanya pun kian mencuat dimana-mana. Hingga muncullah sebuah nama hacker legendaris Indonesia yaitu White hacker. Peretas satu ini disebut-sebut bukanlah tandingan Bjorka alias lebih hebat.
Dia adalah Jim Geovedi. Pada tahun 2009 silam, Jim membuat geger dan seketika viral usai video miliknya yang berisi cara membobol keamanan siber satelit luar angkasa beredar.
Keahlian Jim Geovedi sendiri tak dia pergunakan untuk niatan jahat. Bahkan, Jim mendirikan perusahaan konsultan terkait Teknologi Informasi atau TI guna membantu keamanan siber.
Perusahaan yang Didirikan oleh Jim Geovedi
Jim Geovedi mulai mendirikan perusahaan konsultan Teknologi Informasi atau TI umum untuk lembaga pemerintahan pada tahun 2001. Perusahaan tersebut diberi nama C2PRO Consulting.
Lanjut pada tahun 2005, Jim Geovedi mendirikan serta mengoperasikan perusahaan konsultan keamanan TI yakni Bellua Asia Pacific. Berdasarkan informasi dari Crunchbase.com, Bellua Asia Pacific tak dirikan seorang diri oleh Jim, melainkan dua rekan lain yakni Anthony Zboralski dan David McKey.
Bellua Asia Pacific
Perusahaan yang didirikan oleh Jim satu ini menawarkan layanan konsultasi kepada perusahaan yang membutuhkan peningkatan keamanan dan keandalan infrastruktur informasi, termasuk aplikasi, sistem, dan jaringan, serta mengambil semua langkah yang tepat untuk mengidentifikasi dan melindungi mereka dari ancaman.
Bellua juga memastikan kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang disimpan secara elektronik , diproses atau ditransmisikan. Jika dilihat dari lama Linkedin perusahaan ini, klien yang ditangani oleh Bellua tak main-main.
Mulai dari bank nasional ternama , bank internasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), perusahaan operator seluler, dan masih banyak lagi.
Berganti Nama
Selama bertahun-tahun Bellua Asia Pacific yang dibangun oleh Jim Geovedi dan dua rekannya membantu perusahaan-perusahaan besar di Indonesia terkait keamanan siber. Hingga pada tahun 2010, Bellua Asia Pacific berganti nama menjadi Xynexis International.
Menurut penelusuran, sejak tahun 2010 Xynexis International sendiri dipimpin oleh Eva Noor, sebagai founder serta CEO. Sosok Eva sebenarnya bukan wajah baru bagi Bellua Asia Pacific.
Dirinya turut membangun dan memimpin perusahaan buatan Jim Geovedi itu pada periode 2003 - 2010.
Xynexis International
Bukan lagi bernama Bellua Asia Pacific, bukan berarti Xynexis International tak lagi dipercaya untuk membantu keamanan siber. Terbukti, pada Desember 2021, perusahaan yang dipimpin oleh Eva Noor itu memenangkan Top Digital Award, yang diselenggarakan majalah IT Nasional - IT Works.
Hebatnya, ini bukan kali pertama Xynexis mendapat nominasi penghargaan Top Digital Award, melainkan empat tahun berturut-turut.
Di samping itu Xynexis International kian melebarkan sayap dengan aneka program. Seperti misalnya saja, Xynexis memiliki unit bisnis bernama Ignite yang membuka dua program.
Pertama, penelitian yang bekerjasama dengan beberapa universitas dan akademis. Kemudian ada pula program startup inkubator guna mengajak mahasiswa dalam kajian lab khusus. Bukan sembarang program, Xynexis menggandeng pula BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).
Baca pembahasan mengenai Serba-Serbi Hacker selengkapnya di Okezone.com melalui link berikut https://www.okezone.com/tag/hacker
(FRI)