“Seperti saat ini, komoditas beras harus head to head dengan gandum. Kenapa konsumsi beras menurun? karena tergantikan oleh gandum, jadi beras ini amat sangat terancam oleh gandum,” tutur Dwi.
Ia bahkan memperkirakan pada 100 tahun Indonesia merdeka nanti, konsumsi pangan pokok dalam negeri 50 persen akan beralih ke gandum, di mana saat ini kebutuhan akan gandum sudah mencapai 28 persen.
Dwi menyayangkan tidak adanya perlindungan yang memadai terhadap produk komoditas pangan dalam negeri. Hal itulah yang menyebabkan produksi pangan menurun seiring dengan ketergantungan terhadap impor yang semakin besar.
“Sederahana saja, tingkatkan kesejahteraan petani. Tapi jangan hanya dengan bagi-bagi KUR dan alsintan, itu gak ada manfaatnya. Yang diperlukan itu meninjau ulang tarif impor pangan, sehingga harga pangan yang diproduksi oleh petani kecil ini bisa naik,” pungkas Dwi. (RRD)