Selain itu, survei juga melihat adanya kecenderungan pasar, di mana 66% responden wait and see terkait pemulihan sektor properti dalam 3 hingga 5 tahun ke depan.
Subsektor properti yang diprediksi prospektif adalah landed [rumah tapak], pergudangan, ritel, hotel, hingga vila resor. Sementara, subsektor perkantoran dinilai masih stagnan serta apartemen strata yang cenderung melemah.
Pada survei, Jabodetabek dinilai sebagai wilayah yang prospektif untuk investasi di sektor properti. Sedangkan Ibu Kota Nusantara (IKN) menempati posisi kedua. Tak hanya itu, bisnis e-commerce, pusat data hingga logistik juga mempunyai nilai positif terhadap pertumbuhan properti 2023.
Sejalan dengan survei tersebut, survei Knight Frank Asia Pasifik menyebutkan Jakarta adalah salah satu kota dengan penyedia paling aktif untuk pusat data di kawasan Asia Pasifik. Meski di 2023 sektor properti dihadapkan dengan sejumlah tantangan, sektor ini masih mendapat sejumlah kelonggaran.
Diketahui, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau properti maksimal 100%.