“Dengan adanya konflik di beberapa area, Rusia-Ukraina, kemudian harga menjadi tinggi, terjadi inflasi tinggi,” ujar Dwi.
Dari sisi investasi, terjadi peningkatan sebesar 6,5 persen. Tetapi, sebanyak 5 persen dari peningkatan tersebut tersedot untuk biaya inflasi.
“Tingkat rasio reinvestasi meningkat 24 persen ke 28 persen. Rasio ini bagaimana investor menerima dana kemudian diinvestasikan lagi. Harga minyak diperkirakan tinggi jadi mereka invest lagi,” terangnya.
Dwi menambahkan, hal ini tentu tidak bisa lepas dari dukungan Pemerintah, baik dalam bentuk insentif serta kemudahan-kemudahan lain.
"Kami lebih aktif juga menjalankan jemput bola, menggelar promosi dan tidak menunggu investor datang," tegasnya.
(SLF)