Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy menjelaskan, pembangkit listrik gas alam akan menjadi kontributor utama untuk mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek ini.
Dia menambahkan, pengurangan emisi karbon telah menjadi bagian dari peta jalan keberlanjutan perseroan, dengan target pengurangan emisi karbon hingga 33% pada 2030.
“Kehadiran proyek Morowali ini adalah representasi komitmen kami menjadi produsen nikel yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia dengan jejak karbon terendah,” kata Febriany dalam keterangan resminya, Minggu (12/2/2023)
Febriany mengatakan, perseroan akan terus berkomitmen untuk menerapkan praktik-praktik pertambangan terbaik yang dilakukan di Blok Sorowako ke Morowali.
Dalam pembangunan proyek ini, INCO dan mitra mengalokasikan total biaya investasi hingga Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi sebesar 73 ribu ton per tahun.
“Selain menyukseskan program hilirisasi pemerintah, kami juga ingin berkontribusi untuk masyarakat dan bumi kita,” ujar Febriany.
Sementara itu, Presiden Komisaris Vale dan Wakil Presiden Eksekutif bisnis Base Metal Vale, Deshnee Naidoo mengungkapkan, peletakan batu pertama yang dilakukan akan memperkuat komitmen kuat perusahaan kepada rakyat Indonesia.