IDXChannel - Meskipun saat ini bursa AS menunjukkan adanya perbaikan, namun ternyata investor masih was-was dengan prospek perekonomian di 2023. Saat ini para investor tengah dihantui kekhawatiran dan bersiap untuk menghadapi resesi perekonomian yang diprediksi akan terjadi di tahun depan.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (30/12), Dengan hanya sisa beberapa hari perdagangan di tahun 2022, indeks patokan S&P 500(. SPX) menurun sebesar 19,8 persen year-to-date dan menuju penurunan tahunan terbesar sejak 2008. Hal ini disebabkan karena Federal Reserve meningkatkan siklus pengetatan kebijakan moneter paling agresif dalam beberapa dekade untuk melawan lonjakan inflasi.
Sementara inflasi belum dijinakkan, fokus Wall Street akan bergeser pada konsekuensi potensial dari kenaikan suku bunga Fed terkait perlambatan ekonomi 2023.
Manajer dana dalam survei BofA Global Research menyebutkan bahwa resesi global yang dalam dan inflasi yang terus-menerus tinggi sebagai risiko terbesar pasar, dengan 68 persen bersih diperkirakan kemungkinan besar akan mengalami penurunan pada tahun depan.
Kekhawatiran resesi juga menyaring harga aset, sementara kurva imbal hasil Treasury telah terbalik sejak awal 2022, sinyal yang telah mendahului penurunan masa lalu.