"Dan endingnya justru menguntungkan konsumen, karena konsumen memiliki ragam variasi dalam membeli truk. Syaratnya persaingan harus sehat dan mengikuti aturan main dari pemerintah Indonesia," tutur Jongkie.
Dicontohkannya, misalnya saja terdapat bea masuk yang lebih tinggi untuk truk yang diimpor secara keseluruhan dibandingkan yang dirakit dalam negeri dan menggunakan komponen dalam negeri.
Selain itu, Jongkie beranggapan bahwa industri truk sangat menjanjikan di Indonesia. Pasalnya, penjualan wholesales truk nasional tetap tumbuh sebesar 6,63 persen secara tahunan, dalam periode Januari hingga April 2023 lalu.
Pertumbuhan tersebut terjadi di tengah tren penurunan harga komoditas, khususnya di sektor pertambangan, seperti batubara, nikel, alumunium dan sebagainya.
Penjualan wholesales truk nasional pun ditopang oleh pembangunan Indonesia yang sedang masif terjadi pada beberapa waktu ini. Pembangunan jalan, jembatan, bandara, pelabuhan bahkan bendungan menopang industri truk nasional.