Tenant-tenant ini berasal dari negara-negara
seperti Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Chili, Jepang, Taiwan, dan China, dengan industri yang mencakup solar panel, kaca, wood pellet, alas kaki, PVC, grinding ball, keramik, gas industri, hingga alat kesehatan.
Hingga saat ini, total nilai investasi yang telah masuk mencapai Rp17,95 triliun. Dari tujuh tenant yang telah beroperasi, kawasan ini telah menyerap 7.008 tenaga kerja, dengan 80 persen berasal dari Kabupaten Batang.
"Dengan status KEK, KITB diproyeksikan akan
menarik tambahan investasi senilai Rp75,8 triliun serta menciptakan 58.145 lapangan kerja baru," ujar Ngurah.
Saat beroperasi penuh, KEK ini berpotensi menyerap hingga 250.000 tenaga kerja, menjadikannya pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia.
Keberadaan KEK Industropolis Batang sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang berfokus pada
peningkatan daya saing industri nasional dan penciptaan lapangan kerja berkualitas.