sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jadi Pembicara di AIPF 2023, Dirut BRI Ungkap Inovasi Pemberdayaan UMKM

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
05/09/2023 20:11 WIB
BRI berkomitmen dalam memajukan ekonomi Indonesia melalui pelayanan dan pemberdayaan pelaku usaha mikro dan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Jadi Pembicara di AIPF 2023, Dirut BRI Ungkap Inovasi Pemberdayaan UMKM (foto: MNC Media)
Jadi Pembicara di AIPF 2023, Dirut BRI Ungkap Inovasi Pemberdayaan UMKM (foto: MNC Media)

IDXChannel - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso, dipercaya sebagai salah satu pembicara dalam gelaran ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) 2023, di Jakarta.

Sunarso tampil pada plenary session Quick Glance on the Three AIPF Subthemes, di hari pertama dalam rangkaian acara AIPF 2023, Selasa (5/9/2023).

Dalam paparannya, Sunarso mengungkap bahwa selama ini BRI berkomitmen dalam memajukan ekonomi Indonesia melalui pelayanan dan pemberdayaan pelaku usaha mikro dan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

"Namun di sisi lain, terdapat tantangan dari segi biaya dan risiko operasional yang tinggi karena mencakup infrastruktur dan sumber daya manusia secara luas," ujar Sunarso.

Seperti diketahui, ASEAN merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan pasar yang berkembang dan populasi yang produktif.

Ketiga isu tersebut, menurut Sunarso, juga turut menjadi perhatian BRI, sebagai perbankan yang terlibat aktif dalam kemajuan ekonomi Indonesia.

"Menanggapi tantangan yang ada, kita harus melakukan transformasi digital dan menciptakan produk dan layanan keuangan yang inovatif. Kami juga terus menjajaki peluang-peluang baru termasuk merambah lebih dalam ke segmen terkecil yaitu ultra mikro," tutur Sunarso.

Pada awalnya, Sunarso berkisah, segmen ultra mikro di Indonesia potensinya mencakup sekitar 65 juta unit usaha mikro, di mana sekitar 14 juta usaha ultra mikro belum memiliki akses terhadap pendanaan.

Sebagai bentuk kontribusi, sejak September 2021, BRI resmi membentuk Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Holding Ultra Mikro diharapkan dapat menjadi katalis pencapaian social development goals dengan memberdayakan dan memperluas akses layanan perbankan yang setara kepada masyarakat unbanked dan underbanked.

Dampak finansial, sosial, dan ekonomi dari Holding Ultra Mikro kepada para nasabah juga cukup signifikan.

Tercatat hingga akhir Juni 2023, Holding Ultra Mikro telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 36 juta nasabah pinjaman dan 162 juta nasabah simpanan mikro.

Akses pembiayaan/pinjaman terhadap segmen ultra mikro tersebut akan terus ditingkatkan hingga 45 juta nasabah pada tahun 2024.

Guna meningkatkan inklusi keuangan dan memperluas akses terhadap penyediaan layanan finansial bagi nasabah ultra mikro, Holding Ultra Mikro terus memperluas kehadiran outlet Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM) yang saat ini telah mencapai lebih dari 1.013 unit di seluruh Indonesia, sebagai essential hubs dalam penyediaan layanan BRI, Pegadaian, dan PNM dalam satu pintu.

"Pembentukan Holding Ultra Mikro sendiri adalah untuk melayani usaha ultra mikro dan UMKM secara terstruktur. Tujuan itu sendiri untuk memperluas jangkauan, memperdalam layanan keuangan formal dan memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan," ungkap Sunarso.

Tak hanya fokus melayani dan memberdayakan usaha mikro dan UMKM, BRI juga menunjukkan komitmen kuat sebagai perbankan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan mengintegrasikan pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan tata Kelola (ESG) ke dalam praktik bisnis inti.

Pada 2022, BRI meluncurkan inisiatif ESG yang disebut BRI Menanam. Hal ini menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, serta kekuatan kolaborasi dan keterlibatan dengan pelanggan dan komunitas perjuangan menghadapi perubahan iklim.

Di bidang sosial, BRI juga mempunyai inisiatif bernama “BRILiaN Village” atau Desa BRILiaN. Melalui program ini, bertujuan mendukung Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan ekonomi dengan memberdayakan masyarakat pedesaan melalui peningkatan kapasitas, pelatihan bisnis, literasi digital, dan pembangunan berkelanjutan.

Hingga Juni 2023, BRI telah memberdayakan lebih dari 2.400 Desa BRILiaN di seluruh Indonesia.

"Kesimpulannya, melayani dan memberdayakan usaha mikro dan UMKM bukan hanya soal bisnis, namun yang lebih penting adalah mewujudkan kesejahteraan sosial. Semoga konsep tersebut tidak hanya bisa diterapkan di Indonesia, tapi juga di kawasan ASEAN dan juga negara-negara lain," tegas Sunarso.

Gelaran AIPF sendiri dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan dihadiri para petinggi negara-negara ASEAN.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengemukakan adanya tantangan di tengah potensi besar dari perekonomian ASEAN. Dengan populasi 680 juta jiwa, ASEAN merupakan pasar yang potensial dengan peluang investasi yang menjanjikan.

Namun di lain pihak, rivalitas geopolitik yang menajam, khususnya potensi konflik di Kawasan Indo-Pacific, juga perlu menjadi perhatian tersendiri.

"Oleh itu ASEAN Indo Pacific Forum hadir untuk mengubah rivalitas Indo-Pacific menjadi kerjasama yang bermanfaat serta membangun habbit of cooperation yang win win formula tanpa satupun merasa dikucilkan," ujar Jokowi, dalam sambutannya.

Sementara, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang juga hadir dalam pembukaan acara mengatakan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) menjadi ruang bagi Indonesia untuk membuka peluang dan potensi kerja sama yang lebih terkoneksi dan terintegrasi.

"Melalui forum ini, Indonesia berupaya untuk mendorong pembangunan kawasan keberlanjutan. Terdapat tiga isu utama yang diangkat, yakni infrastruktur hijau dan rantai pasok, transformasi digital dan ekonomi kreatif, serta pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif," ujar Erick. (ADV)

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement