sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jadi Pembicara WCCE 2022, Angela Tanoesoedibjo: Ekraf Siap Pulihkan Ekonomi Global 

Economics editor Tim IDXChannel
09/06/2022 17:28 WIB
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo ungkap ekonomi kreatif mampu memulihkan ekonomi global dalam ajang World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 di Bali.
Jadi Pembicara WCCE 2022, Angela Tanoesoedibjo: Ekraf Siap Pulihkan Ekonomi Global  (Dok.MNC)
Jadi Pembicara WCCE 2022, Angela Tanoesoedibjo: Ekraf Siap Pulihkan Ekonomi Global  (Dok.MNC)

IDXChannel - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo menyebut ekonomi kreatif mampu memulihkan ekonomi global dalam ajang World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 di Bali, sebagai upaya menjawab isu-isu mendesak dunia yang dihadapi berbagai negara pasca pandemi COVID-19.
 
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo --yang juga Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Kreatif & Digital-- memyampaikan hal itu saat menjadi pembicara kunci dalam agenda “Prepactory Meeting For The 2022 WCCE” secara virtual, Kamis (9/6/2022).

Angela menjelaskan pelaksanaan WCCE 2022 akan membawa misi pemulihan global lewat sektor ekonomi kreatif. 

Untuk itu, para pelaku ekonomi kreatif perlu sama-sama mendorong agar mendapatkan pengakuan global atas potensi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh bagi semua.
 
“Saat seluruh dunia melakukan persiapan untuk masuk ke era endemi. Dunia perlu secara cepat menemukan jalan untuk melakukan pemulihan ekonomi demi menyelamatkan mata pencaharian yang berkelanjutan agar masyarakat dapat pulih dengan tangguh secara cepat. Di sinilah ekonomi kreatif hadir,” ujar Wamenparekraf Angela.
 
Wamenparekraf Angela mengatakan, WCCE 2022 akan diselenggarakan kembali di Bali pada 5-7 Oktober 2022 sebagai salah satu side event Presidensi G20. Oleh karena itu, kehadiran WCCE dalam Presidensi G20 bertujuan untuk membuka diskusi dan menampilkan kontribusi nyata ekonomi kreatif dalam pemulihan dan ketahanan global dalam menghadapi tantangan di masa depan.
 
“Secara desain, kami akan membawa WCCE kembali ke Bali tahun ini sebagai salah satu side event G20 karena kami ingin mendapatkan perhatian dunia terhadap potensi unggulan yang belum tergarap ini, yaitu sektor ekonomi kreatif,” katanya.
 
Sejak 2018, ketika Indonesia menyelenggarakan WCCE yang pertama, kata Wamenparekraf Angela, pihaknya menyadari bahwa inti dari semua inovasi adalah kreativitas. Kreativitas tidak mengenal batasan dan perbedaan. Kreativitas tidak eksklusif untuk kelompok atau ras, jenis kelamin, atau usia tertentu, juga tidak eksklusif untuk mereka yang bermodal besar. 
 
“Kreativitas bisa datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan setiap orang dapat berpartisipasi, di mana pun mereka berada. Keterlibatan Indonesia dalam ekonomi kreatif dimulai saat menginisiasi WCCE 2018 di Bali untuk pertama kalinya. Lalu dilanjutkan dengan pembentukan Friends of Creative Economy 2019. Pada WCCE 2021 di Dubai, telah ditentukan 21 topik, termasuk soal manfaat ekonomi, anak muda, ekosistem, dan gerakan internasional,” katanya.
 
"Agenda Bali untuk Ekonomi Kreatif” ini dinilai telah berhasil membuka jalan untuk mengarusutamakan perbincangan global tentang ekonomi kreatif. Itu mengarah pada resolusi Majelis Umum PBB tentang "2021 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan."
 
Pada WCCE 2022, Indonesia mengambil kesempatan untuk menekankan bagaimana agar bisa menempatkan ekonomi kreatif sebagai sektor penting bagi pemulihan global melalui empat subtema.
 
Pertama, ekonomi kreatif untuk kebangkitan global, dengan membahas kebijakan untuk mendukung sektor kreatif, pelaku, dan seluruh ekosistem untuk berkembang. 

Kedua, IP dan Hak Materi Iklan, perlindungan IP, pembiayaan IP, pemasaran IP, dan bagaimana teknologi dapat memainkan peran besar dalam semua hal termasuk menjaga mata pencaharian para pelaku ekonomi kreatif secara global.
 
Ketiga, agenda Inklusivitas dan SDGs yang membahas bagaimana sektor kreatif dapat menjawab isu-isu mendesak dunia yang kita hadapi saat ini. 

Keempat, “Future of Creative Economy”, dimana secara kolektif dipetakan perkembangan di sektor ekonomi kreatif yang selaras dengan perubahan global.  

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement