sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jadi Sorotan, Produksi Minyak Goreng PTPN III Minim Saat Komoditas Langka di Pasar

Economics editor Suparjo Ramalan
15/03/2022 09:55 WIB
Kementerian BUMN mengakui tingkat produksi minyak goreng PTPN III masih minim di tengah kelangkaan komoditas di pasaran.
Jadi Sorotan, Produksi Minyak Goreng PTPN III Minim Saat Komoditas Langka di Pasar(Dok.MNC)
Jadi Sorotan, Produksi Minyak Goreng PTPN III Minim Saat Komoditas Langka di Pasar(Dok.MNC)

IDXChannel - Kementerian BUMN mengakui tingkat produksi minyak goreng Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) masih minim. Hitungan produksi berdasarkan kebutuhan secara nasional. 

Sementara tingkat produksi minyak goreng BUMN di sektor pangan menjadi sorotan di tengah kelangkaan komoditas tersebut. Bahkan, harganya pun masih melonjak tajam di sejumlah daerah. 

"Kalau PTPN mah kecil, nggak besar," ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, dikutip Selasa (15/3/2022). 

Sejak 2021 PTPN III mulai merambah bisnis ritel dengan memasarkan produk minyak goreng dan gula pasir untuk konsumen rumah tangga. Manajemen menilai perlu mengembangkan bisnis ke sisi hilir untuk mendorong peningkatan nilai tambah sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional. 

Pada Agustus tahun lalu, manajemen mengumumkan jumlah produksi minyak goreng mencapai 1.500 ton per bulan. Bahkan, perseroan menargetkan produksi naik menjadi 3.700 ton per bulannya. 

Sementara itu, dalam hitungan Kementerian Perdagangan (Kemendag) kebutuhan minyak goreng dalam negeri mencapai 280 juta liter, namun baru terpenuhi 63 juta liter saja. Jumlah ini tercatat hingga Februari 2022.  

Di lain sisi, BUMN Pangan seperti Perum Bulog pun dituntut mengambil langkah strategis untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng saat ini. Hanya saja, tugas itu bukan menjadi tanggung jawab Bulog. 

Perusahaan akan ikut mencari solusi atas permasalahan komoditas itu jika sudah mendapat penugasan dari pemerintah melalui Kementerian Perdagangan. 

"Itu tergantung Kemendag. Dari minyak goreng PTPN kami dorong, kita gelontorkan terus," ungkap Arya. 

(IND) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement