"EBRD akan mengumpulkan hingga $300 juta dalam pembiayaan negara untuk proyek-proyek termasuk pekerjaan menstabilkan jaringan listrik Mesir, menambah penyimpanan baterai, mengembangkan rantai pasokan lokal untuk energi terbarukan dan melatih pekerja," ujar Direktur Pelaksana EBRD untuk wilayah selatan dan timur negara Mediterania, Heike Harmgart, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (12/9/2022).
Menurut Harmgart, USD1 miliar lainnya yang dijanjikan untuk energi terbarukan akan menjadi sekitar sepersepuluh dari pembiayaan swasta yang dibutuhkan untuk 10 GW dari sebagian besar proyek tenaga angin yang direncanakan oleh pemerintah pada tahun 2028.
Dengan menghemat penggunaan gas, Mesir berharap dapat mengekspor pasokan gas berlebih tersebut ke ke negara-negara Eropa yang kini tengah mengalami krisis energi. Dengan demikian, Mesir berpotensi mendapatkan pasokan dolar AS lebih besar, yang dapat digunakan untuk mengatrol nilai tukar mata uang domestiknya, pound Mesir, yang pada Juni lalu telah merosot hingga lebih dari 16 persen.
Mesir sejauh ini memiliki surplus daya setelah memasang tiga pembangkit listrik besar berbahan bakar gas yang dibangun oleh Siemens mulai tahun 2015 lalu. Dengan menghemat konsumsi dalam negeri, Mesir mengincar untuk bisa mendapatkan pasokan dolar AS lebih banyak dari harga jual gas yang juga tengah melambung. (TSA)
Penulis: Nur Pahdilah