sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jadi Tuan Rumah COP27, Mesir Ajak Negara-Negara Afrika Lebih Hemat Konsumsi Gas

Economics editor Tim IDXChannel
13/09/2022 19:17 WIB
sebagian negara Afrika masih ingin memanfaatkan gas sebagai salah satu komoditas andalan mereka dalam mengembangkan perekonomian.
Jadi Tuan Rumah COP27, Mesir Ajak Negara-Negara Afrika Lebih Hemat Konsumsi Gas (foto: MNC Media)
Jadi Tuan Rumah COP27, Mesir Ajak Negara-Negara Afrika Lebih Hemat Konsumsi Gas (foto: MNC Media)

IDXChannel - Mesir telah ditunjuk sebagai tuan rumah dalam KTT Perubahan Iklim PBB (Conference of Parties/COP) 27, pada November 2022 mendatang. Dalam event tersebut, Mesir menyerukan kepada negara-negara Afrika lain agar lebih berhemat dalam mengkonsumsi gas di dalam negerinya.

Seruan ini didasarkan pada permintaan sejumlah aktivis iklim dunia agar segera dilakukannya transisi cepat dari gas ke tenaga alternatif lain, seperti air dan angin. Permintaan terutama ditujukan pada negara-negara Afrika yang notabene merupakan produsen gas alam dengan kapasitas produksi secara kumulatif cukup signifikan.

Masalahnya, sebagian negara Afrika masih ingin memanfaatkan gas sebagai salah satu komoditas andalan mereka dalam mengembangkan perekonomian di tengah tekanan ekonomi global yang masih sangat volatile. Mesir menjadi pihak yang menyerukan sekaligus menjadi percontohan dilakukannya transisi energi dari gas ke angin.

Terbaru, Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa (European Bank for Reconstruction and Development/EBRD) mengklaim telah menyiapkan pendanaan hingga USD1 miliar untuk membantu Mesir menonaktifkan pembangkit listrik tenaga gas sebagai salah satu bagian dari upaya memangkas konsumsi has di dalam negerinya.

Sebagai gantinya, Mesir didorong untuk lebih memanfaatkan pembangkit listrik tenaga angin yang dinilai memiliki potensi besar di negara tersebut. Rencananya, proses transisi bakal mulai dilakukan mulai 2023 mendatang.

"EBRD akan mengumpulkan hingga $300 juta dalam pembiayaan negara untuk proyek-proyek termasuk pekerjaan menstabilkan jaringan listrik Mesir, menambah penyimpanan baterai, mengembangkan rantai pasokan lokal untuk energi terbarukan dan melatih pekerja," ujar Direktur Pelaksana EBRD untuk wilayah selatan dan timur negara Mediterania, Heike Harmgart, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (12/9/2022). 

Menurut Harmgart, USD1 miliar lainnya yang dijanjikan untuk energi terbarukan akan menjadi sekitar sepersepuluh dari pembiayaan swasta yang dibutuhkan untuk 10 GW dari sebagian besar proyek tenaga angin yang direncanakan oleh pemerintah pada tahun 2028. 

Dengan menghemat penggunaan gas, Mesir berharap dapat mengekspor pasokan gas berlebih tersebut ke ke negara-negara Eropa yang kini tengah mengalami krisis energi. Dengan demikian, Mesir berpotensi mendapatkan pasokan dolar AS lebih besar, yang dapat digunakan untuk mengatrol nilai tukar mata uang domestiknya, pound Mesir, yang pada Juni lalu telah merosot hingga lebih dari 16 persen.

Mesir sejauh ini memiliki surplus daya setelah memasang tiga pembangkit listrik besar berbahan bakar gas yang dibangun oleh Siemens mulai tahun 2015 lalu. Dengan menghemat konsumsi dalam negeri, Mesir mengincar untuk bisa mendapatkan pasokan dolar AS lebih banyak dari harga jual gas yang juga tengah melambung. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement