Pemulihan ekonomi Sumut saat ini sejalan dengan ekonomi nasional yang berjalan secara gradual. Pertumbuhan ekonomi Sumut pada tahun 2022 juga masih diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya dengan kisaran 3,7-4,5% didorong oleh terus meluasnya vaksinasi yang dapat mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat, serta tetap tingginya harga komoditas utama yang dapat menjaga kinerja ekspor Sumatera Utara.
Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumut diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih dalam rentang sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi didorong oleh pemulihan ekonomi, tercapainya herd immunity, penanganan pandemi COVID-19 yang semakin baik, serta mobilitas masyarakat, dan permintaan yang meningkat. Berbagai potensi sumber tekanan inflasi, baik dari internal maupun eksternal, perlu menjadi perhatian untuk menjaga pengendalian inflasi tahun 2022.
Sementara terkait pemulihan ekonomi global, Doddy Zulverdi memprakirakan bakal tetap berlanjut meski lebih rendah menjadi 3,5% dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 4,4%. Kondisi tersebut didorong oleh masih berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian pasar keuangan global.
” Volume perdagangan dunia juga diprakirakan lebih rendah, sementara harga komoditas global terus mengalami peningkatan sehingga turut memberikan tekanan pada inflasi global,” imbuhnya.
Di tengah perlemahan ekonomi global, Bank Indonesia memperkirakan pemulihan ekonomi nasional tetap berlangsung pada Tahun 2022 meski sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.