sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jalan Berliku Program Makan Siang Gratis, Harga Pangan Naik hingga Potensi Korupsi

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
29/02/2024 18:30 WIB
Kondisi naiknya harga pangan bisa menjadi risiko fiskal bagi realisasi program makan siang gratis.
Jalan Berliku Program Makan Siang Gratis, Harga Pangan Naik hingga Potensi Korupsi. (Foto: Freepik)
Jalan Berliku Program Makan Siang Gratis, Harga Pangan Naik hingga Potensi Korupsi. (Foto: Freepik)

Harga gandum berjangka juga naik di atas USD5,8 per gantang (Bu), menandai level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Kenaikan ini karena investor menilai kondisi cuaca kering di Dataran Selatan AS yang mempengaruhi produksi.

Kondisi naiknya harga pangan global ini juga berdampak pada meroketnya harga bahan pangan dalam negeri. Beras adalah salah satu bukti nyata bahwa kenaikan harga global cukup mempengaruhi kenaikan harga dalam negeri.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim harga beras sudah mengalami penurunan. Ia juga semua pihak melakukan pengecekan langsung ke pasar-pasar induk beras seperti yang ada di Cipinang, Jakarta Timur dan Johar Baru, Jakarta Pusat.

"Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu ya, coba dicek di Pasar Induk Cipinang, cek ke Pasar Johar, ini pasar-pasar beras harus dicek, coba dicek, coba kalian datang ke Pasar Cipinang cek harga turun apa naik. Cek di pasar Johar naik atau tidak, turun atau tidak, cek," ungkap Jokowi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2).

Jika dicek, memasuki pertengahan pekan, harga pangan masih dalam tren kenaikan per Kamis (29/2/2024) pukul 14.33 WIB.

Melansir data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras jenis premium rata-rata di tingkat nasional naik 0,12 persen menjadi Rp16.430/kg. Harga beras jenis medium, yang merupakan konsumsi utama masyarakat juga naik 0,21 persen menjadi Rp14.330/kg.

Sementara itu, harga telur ayam ras juga mengalami kenaikan 0,86 persen menyentuh Rp30.540/kg. Sejumlah komoditas pangan lain yang melambung harganya yakni bawang merah yang naik 0,18 persen menjadi Rp34.080/kg, bawang putih bonggol naik 0,75 persen menjadi Rp39.090/kg.

Pangan protein yakni daging ayam ras dan daging sapi murni juga naik masing-masing Rp37.010/kg dan Rp134.490/kg. Gula konsumsi juga naik 0,28 persen menjadi Rp17.650/kg.

Risiko Program Makan Siang Gratis

Kondisi naiknya harga pangan bisa menjadi risiko fiskal bagi realisasi program makan siang gratis. Tak hanya risiko fiskal, sejumlah risiko lain seperti impor yang semakin membengkak hingga aksi korupsi dan nepotisme bisa menjadi batu ganjalan program ini.

  1. Peningkatan Impor Bahan Pangan

Saat ini, Indonesia masih bergantung pada impor komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Indonesia memenuhi kebutuhan beberapa komoditas pangan utama seperti beras, susu, hingga gandum masih dengan impor.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada tiga komoditas impor pangan yang mengalami kenaikan sepanjang Januari-Agustus 2023, yaitu beras, jagung dan gandum.

Pada periode ini, impor jagung mengalami kenaikan 25,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara untuk impor gandum mengalami kenaikan sebesar 5,11 persen. 

Sejak 2020 hingga 2023, Indonesia mengimpor biji gandum tanpa sekam yang dikonsumsi manusia yang nilainya telah meningkat 36,94 persen dari USD2,03 miliar pada 2020 menjadi USD2,78 miliar pada 2023. Indonesia juga mengimpor produk susu, telur unggas, madu alam, produk hewani yang dapat dimakan, pada periode yang sama yang nilainya naik 26,72 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)


Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia bahkan menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia. Indonesia tercatat mengimpor sebanyak 10,29 juta ton gandum pada 2020.

Sementara beras, Indonesia menjadi importir kedua terbesar sepanjang tahun lalu. Menurut data United States Department of Agriculture (USDA), sepanjang 2023 volume impor beras giling (milled rice) Indonesia mencapai 3,5 juta metrik ton. (Lihat grafik di bawah ini.)

Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai importir beras terbesar kedua di dunia, satu peringkat di bawah Filipina.

Ekonom Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Hasran, mengatakan bahwa kebijakan makan siang gratis ini akan cukup berisiko bagi peningkatan impor bahan pangan Indonesia.

“Sederhananya gini. Tahun 2023 pemerintah impor beras lebih besar dri tahun 2022 karena untuk memenuhi kebutuhan bantuan sosial beras. Apalagi kalau ini dijadikan program makan siang tiap hari. Idealnya pemerintah pengen sumber pangannya dari produksi domestik,” kata Hasran saat dihubungi IDX Channel, Kamis (29/2/2024).

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement