sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jangan Hanya Debt Collector, Perusahaan Leasing Juga Perlu Ditindak

Economics editor Kiswondari Pawiro
11/05/2021 18:12 WIB
Tindakan tidak hanya dilakukan terhadap penagih utang atau debt collector saja, tetapi juga perusahaan pembiayaan yang menggunakan jasa mereka.
Jangan Hanya Debt Collector, Perusahaan Leasing Juga Perlu Ditindak. (Foto: MNC Media)
Jangan Hanya Debt Collector, Perusahaan Leasing Juga Perlu Ditindak. (Foto: MNC Media)

Mantan Ketua Komisi III DPR ini menjelaskan, dalam putusan Mahakamah Konstitusi (MK) tersebut, diatur kreditur atau kuasanya (debt collector) harus terlebih dahulu meminta permohonan eksekusi kepada pengadilan negeri untuk bisa menarik obyek jaminan fidusia. Mereka juga tetap boleh melakukan eksekusi tanpa melalui pengadilan dengan syarat pihak debitur mengakui adanya wanpretasi. 

"Kewajiban debitur menyelesaikan piutangnya merupakan satu sisi yang tidak boleh dijadikan alasan melakukan teror yang disertai penggunaan kekerasan, ancaman, maupun penghinaan terhadap martabat debitur," jelasnya. 

Mantan Ketua DPR ini menambahkan, debt collector yang menyita sepihak atau mengambil secara paksa barang-barang milik debitur secara melawan hukum, dapat dilaporkan ke polisi. Perbuatannya bisa dijerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian. Jika dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan maka juga bisa dijerat dengan Pasal 365 ayat (1) KUHP. 

"Kreditur sebagai pihak yang memberi kuasa terhadap debt collector punya peran besar menegakan etika penagihan. Antara lain dilarang memaki, dilarang menggunakan ancaman/kekerasan/mempermalukan, tidak menagih kepada pihak yang tidak berhutang walaupun itu adalah keluarga debitur, serta tidak menagih di luar jam kerja yang bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat," pungkas politikus Partai Golkar itu. (TYO)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement