"Kondisi ini membuat kedua sektor tersebut perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan Jawa Timur secara kumulatif berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Selain itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, pada Rabu (18/5/2022).
Neraca perdagangan Jatim pada April 2022 juga mengalami defisit sebesar USD573,49 juta. Defisit ini disebabkan karena selisih nilai perdagangan pada sektor migas sebesar USD489,39 juta. Demikian juga di sektor nonmigas mengalami defisit nilai perdagangan sebesar USD84,10 juta. Ekspor Jatim pada April 2022 sebesar USD2,20 miliar. Sedangkan impor sebesar USD 2,77 miliar.
"Pada bulan April 2022, ekspor Jatim masih didominasi sektor Industri dengan nilai ekspor USD1,92 miliar," imbuh Umar.
(NDA)