Data resmi pemerintah akan dirilis pada Jumat 5 Mei mendatang.
Sebelumnya, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,01% yoy di Q4 2022. Kenaikan ini sempat mengalahkan perkiraan pasar sebesar 4,84%. Pertumbuhan pada Q4 melandai setelah kenaikan 5,73% yang direvisi secara marginal di Q3 tahun yang sama. (Lihat grafik di bawah ini.)
"Pertumbuhan PDB diproyeksikan melambat secara year on year (yoy) pada kuartal terakhir tahun lalu dan kami pikir pelemahan berlanjut hingga Q1. Harga komoditas yang lebih rendah sangat membebani ekspor. Ke depan, kami perkirakan pertumbuhan PDB akan melambat karena permintaan eksternal yang lemah dan kebijakan moneter yang lebih ketat menyeret output," kata Gareth Leather, ekonom senior Asia di Capital Economics.
Pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan rata-rata 4,9% tahun ini dan 5,0% untuk tahun berikutnya, menurut jajak pendapat Reuters. Angka ini juga sedikit lebih rendah dari perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 5,0% dan 5,1% untuk 2024.
Diketahui Indonesia menikmati windfall ekspor komoditas-komoditas tambang yang sempat naik ke rekor tertinggi tahun lalu karena melonjaknya harga komoditas global.
Namun, tren global menunjukkan pengiriman secara bertahap mengalami perlambatan karena permintaan global yang menurun.