IDXChannel - Pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia diproyeksi melambat ke level terlemahnya dalam lebih dari satu tahun pada periode Januari-Maret 2023.
Menurut jajak pendapat Reuters, Rabu (3/2/2023), ekonomi RI diproyeksi akan menyusut secara triwulanan karena harga komoditas yang lebih rendah menekan pendapatan ekspor dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi membatasi permintaan domestik.
Ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara ini diproyeksikan akan menikmati pertumbuhan 4,95% pada kuartal pertama tahun ini, menurut perkiraan rata-rata 23 ekonom yang disurvei pada 26 April-2 Mei.
Adapun perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) berkisar antara 4,23% hingga 5,20%.
Perekonomian juga diperkirakan akan mengalami kontraksi kuartal-ke-kuartal (QoQ) untuk pertama kalinya dalam setahun, sebesar 1,0%. Angka tersebut mengikuti pertumbuhan tipis sebesar 0,36% pada periode Oktober-Desember tahun lalu.
Data resmi pemerintah akan dirilis pada Jumat 5 Mei mendatang.
Sebelumnya, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,01% yoy di Q4 2022. Kenaikan ini sempat mengalahkan perkiraan pasar sebesar 4,84%. Pertumbuhan pada Q4 melandai setelah kenaikan 5,73% yang direvisi secara marginal di Q3 tahun yang sama. (Lihat grafik di bawah ini.)
"Pertumbuhan PDB diproyeksikan melambat secara year on year (yoy) pada kuartal terakhir tahun lalu dan kami pikir pelemahan berlanjut hingga Q1. Harga komoditas yang lebih rendah sangat membebani ekspor. Ke depan, kami perkirakan pertumbuhan PDB akan melambat karena permintaan eksternal yang lemah dan kebijakan moneter yang lebih ketat menyeret output," kata Gareth Leather, ekonom senior Asia di Capital Economics.
Pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan rata-rata 4,9% tahun ini dan 5,0% untuk tahun berikutnya, menurut jajak pendapat Reuters. Angka ini juga sedikit lebih rendah dari perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 5,0% dan 5,1% untuk 2024.
Diketahui Indonesia menikmati windfall ekspor komoditas-komoditas tambang yang sempat naik ke rekor tertinggi tahun lalu karena melonjaknya harga komoditas global.
Namun, tren global menunjukkan pengiriman secara bertahap mengalami perlambatan karena permintaan global yang menurun.
Ekspor RI juga turun 11,33% pada Maret lalu dari tahun sebelumnya menjadi USD23,5 miliar, dibandingkan dengan pertumbuhan 4,44% pada Februari 2023.
Meski demikian, ekonom memperingatkan ketahanan ekonomi domestik akan menjadi penopang Indonesia dalam menghadapi guncangan global.
"Ketika ledakan komoditas mereda, pertumbuhan menjadi moderat dan dukungan untuk posisi eksternal dan fiskal Indonesia juga berkurang. Ini akan menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menghadapi perlambatan pertumbuhan global, tetapi permintaan domestik yang tangguh akan membantu menawarkan beberapa penyangga,” tulis Krystal Tan, ekonom di ANZ. (ADF)