Dalam pernyataan paling gamblangnya mengenai kebijakan moneter Jepang, Bessent mengatakan kepada Bloomberg pada Rabu bahwa BOJ kemungkinan akan menaikkan suku bunga karena menghadapi masalah inflasi dan bisa jadi tertinggal dalam mengatasi risiko kenaikan harga.
Komentar itu muncul di tengah kenaikan biaya pangan dan bahan baku yang membuat inflasi inti Jepang bertahan di atas target 2 persen bank sentral selama lebih dari tiga tahun, sehingga memunculkan kekhawatiran sejumlah pejabat BOJ akan dampak lanjutan pada harga.
Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato menolak berkomentar saat ditanya mengenai pernyataan Bessent pada konferensi pers Jumat.
Namun, sebagian analis melihat komentar Bessent sebagai peningkatan tekanan Washington terhadap Jepang untuk membantu mengatasi defisit perdagangan besar AS dengan cara melemahkan dolar, misalnya lewat penguatan yen melalui kebijakan moneter yang lebih ketat.
“Pernyataan Bessent bisa mencerminkan harapan pemerintahan Trump agar kenaikan suku bunga BOJ membalikkan tren pelemahan yen,” kata mantan anggota dewan BOJ, Takahide Kiuchi, kini ekonom di Nomura Research Institute.
Prospek kenaikan suku bunga mendorong penguatan yen dan imbal hasil JGB. Imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun naik 1 basis poin ke 1,56 persen pada Jumat setelah sempat menyentuh level tertinggi dua minggu di 1,565 persen.