sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jika BI Naikkan Suku Bunga, Pengamat: Ekonomi Bisa Melambat

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
21/09/2022 21:12 WIB
Direktur Eksekutif CORE ungkap sejumlah dampak yang mungkin terjadi jika BI naikkan suku bunga acuan kembali.
Jika BI Naikkan Suku Bunga, Pengamat: Ekonomi Bisa Melambat (Dok.MNC)
Jika BI Naikkan Suku Bunga, Pengamat: Ekonomi Bisa Melambat (Dok.MNC)

IDXChannel - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan pemerintah perlu berhati-hati dalam menyusun kebijakan fiskal dan moneter menyikapi kondisi jika The Fed kembali menaikkan suku bunga. 

Faisal menambahkan ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan terkait dengan putusan Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan suku bunga acuan. 

Kebijakan The Fed menaikan suku bunga memang untuk meredam tingkat inflasi yang ada di negara Paman Sam tersebut. Namun hal tersebut juga bakal memengaruhi tingkat inflasi diberbagai negara, termasuk Indonesia.

Hal tersebut disebabkan karena investor bakal lebih menaruh uangnya dengan tingkat bunga yang tinggi. Akhirnya nilai tukar mata uang bakal terkoreksi. Bahkan diperkirakan, jika The Fed kembali menaikan suku bunga, maka nilai tukar rupiah bisa melemah hingga Rp15.500.

Faisal mengatakan untuk meredam inflasi yang terjadi di dalam negeri, memang salah satu jalannya adalah menaikkan tingkat suku bunga agar uang yang banyak beredar di luar bisa kembali ke bank sentral.

"Pengetatan moneter ini diharapkan bisa mengendalikan inflasi, dan bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dengan nilai suku bunga acuan yang lebih tinggi maka ini bisa menjaga gap (dengan nilai tukar dolar)," kata Faisal kepada MNC Portal, Rabu (21/9/2022).

Namun demikian untuk meredam inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan, ada ongkos yang harus dibayar yaitu perlambatan pada pertumbuhan ekonomi nasional. 

Faisal mejelaskan, kalau pemerintah tidak menaikkan suku bunga, maka bakal terjadi inflasi, nilai tukar melemah daya beli masyarakat tergerus dan bakalan menimbulkan resesi akibat lemahnya permintaan di pasar.

"Dengan suku bunga yang tinggi ini diharapkan bisa menyerap peredaran uang di ekonomi sehingga inflasi bisa ditekan," lanjutnya.

Sebaliknya, jika pemerintah menaikkan suku bunga, maka yang terjadi penyaluran kredit di perbankan bakal terhambat. Sebab pengusaha berat untuk mengembalikan bunga pinjaman karena terlalu berat, akhirnya pertumbuhan ekonomi melambat.

"Pada akhirnya kalau dilakukan kebijakan moneter akan menurunkan demand, karena pertama penyaluran ke sektor rill itu akan bunga jadi lebih tinggi biaya kredit lebih mahal," kata Faisal.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement