Ini berarti, dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga untuk tetap bisa tumbuh di atas 5%, maka inflasi di Indonesia juga harus dikendalikan. Confidence atau keyakinan dari konsumen harus dijaga, dan juga investasi juga momentumnya akan terus diperkuat.
"Kita perlu mengantisipasi kondisi global, yaitu dalam bentuk ekspor yang barangkali mengalami disrupsi karena geopolitik, dan harga komoditas yang mungkin dalam hal ini ketidakpastiannya meningkat karena terjadinya persaingan politik antara negara-negara besar," tegas Sri.
Pada tahun depan, pihaknya memperkirakan anggaran akan dijaga. Di satu sisi, pendapatan negara akan tetap tumbuh dengan tax ratio yang terus meningkat, dan belanja negara yang akan dijaga secara disiplin namun dengan prioritas sesuai dengan agenda nasional.
"Dan untuk tahun depan awal, kita perkirakan defisit akan makin menurun pada level 2,16-2,64% dari PDB, dengan primary balance mendekati 0," pungkas Sri.
(SLF)