Dibayangkan sebagai kota pintar ramah lingkungan yang sangat modern dan dilengkapi dengan taksi terbang, IKN lebih ambisius secara teknologi dan logistik dibandingkan ibu kota-ibu kota administratif baru di kawasan Asia seperti Naypyidaw di Myanmar, dan Putrajaya di Malaysia.
Ribuan PNS rencananya akan diberangkatkan ke IKN mulai September ini, tetapi ada pula yang enggan berangkat.
Dari hampir selusin pegawai negeri sipil yang berbicara kepada Reuters, hanya dua yang ingin pindah, sementara yang lain mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk berhenti atau meminta mutasi jika diminta pindah.
“Tidak ada apa-apa di sana, fasilitas kesehatan dan pendidikan, dan sebagainya,” kata seorang pegawai negeri di Kementerian Perhubungan. “Itu bukan pilihan, melainkan pengorbanan.”
Pemerintah telah memastikan fasilitas dasar termasuk apartemen, air, listrik, dan internet akan siap ketika pegawai negeri sipil tiba, kata Danis Sumadilaga, kepala gugus tugas infrastruktur proyek IKN.