IDXChannel - Indonesia dan Malaysia telah sepakat untuk terus memperkuat peran yang dimainkan ASEAN dalam urusan global.
Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Senin (9/1/2023) juga mendesak militer Myanmar untuk mengimplementasikan rencana perdamaian yang disusun oleh kelompok regional.
Setelah pertemuan antara para pemimpin di istana negara di Bogor di luar Jakarta, Bapak Widodo, yang lebih dikenal sebagai Jokowi, mengatakan: "Kami sepakat bahwa ASEAN harus terus memainkan peran sentral dalam membuat kawasan Indo-Pasifik damai, makmur, dan stabil.
"Di Myanmar, Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya menerapkan Konsensus Lima Poin. Kami mendesak junta militer Myanmar untuk menerapkan Konsensus Lima Poin," tambahnya dilansir melalui The Straits Times, Selasa (10/1/2023).
Presiden Joko Widodo merujuk pada rencana perdamaian yang disusun pada April 2021 yang dimaksudkan untuk mengakhiri kekacauan setelah kudeta militer Februari 2021 yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang sejauh ini.
Kedua pemimpin juga menegaskan kembali hubungan erat kedua negara, dan Datuk Seri Anwar mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas sambutan yang diterima beliau dan delegasinya di Indonesia.
Kunjungan Perdana Menteri Malaysia selama dua hari ke Jakarta itu merupakan yang pertama sejak dilantik pada 24 November lalu. Dia didampingi oleh beberapa menteri.
Anwar, yang tiba pada Minggu, diberi penghormatan 19 senjata pada upacara penyambutan resmi di istana pada hari Senin. Pak Joko Widodo juga mengadakan jamuan makan resmi untuk Pak Anwar hari itu.
Kunjungan kenegaraan oleh para pemimpin baru di kedua negara adalah tradisi diplomatik, dan Anwar adalah perdana menteri Malaysia keempat yang mengunjungi Indonesia dalam waktu kurang dari lima tahun.
Bapak Widodo mengunjungi Kuala Lumpur pada tahun 2015. Pada gilirannya, ia menerima mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada Juni 2018, Muhyiddin Yassin pada Februari 2021 dan Ismail Sabri Yaakob pada November tahun itu.
Kedua pemimpin saat ini juga sepakat untuk lebih memperkuat perlindungan pekerja migran.
Solusinya harus lebih komprehensif sehingga pekerja akan terlindungi," kata Anwar, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak akan memastikan bahwa agen tenaga kerja tidak mengeksploitasi pekerja tersebut.