Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan bahwa pada tahun 2021, Indonesia adalah mitra dagang terbesar ketujuh Malaysia secara global dan terbesar ketiga di ASEAN, dengan perdagangan senilai RM95,31 miliar (USD29 miliar).
Untuk periode antara Januari dan November 2022, Indonesia adalah mitra dagang terbesar keenam Malaysia secara global dan terbesar kedua di ASEAN, dengan total perdagangan meningkat sebesar 41,7 persen, sebesar RM120,26 miliar.
Dalam kunjungan tersebut, ditandatangani delapan nota kesepahaman antara sektor swasta Malaysia dan Indonesia, dengan total proyek diperkirakan bernilai RM1,16 miliar.
Pada Senin, sebuah upacara juga diadakan untuk menyerahkan 11 surat minat oleh perusahaan Malaysia kepada Mr Bambang Susantono, yang mengepalai Otoritas Ibu Kota Nusantara, sebuah badan khusus yang bertugas mengelola dan mengatur kota Nusantara, ibu kota masa depan Indonesia.
Jokowi mengaku menyambut baik surat-surat minat tersebut, dan menambahkan bahwa mereka berada di bidang-bidang termasuk kesehatan, konstruksi, elektronik, dan properti.
Indonesia telah meminta sektor swasta, termasuk investor asing, untuk berpartisipasi dalam proyek senilai 466 triliun rupiah (USD40 miliar), di mana 20 persen di antaranya diharapkan dapat ditutupi oleh pundi-pundi negara.
Reza Widyarsa, yang mengajar hubungan internasional di Universitas Indonesia, mengatakan ada kemungkinan lebih tinggi investor Malaysia akan tertarik untuk berinvestasi di ibu kota baru, berkat budaya kedua negara yang serupa.
"Investor Malaysia kemungkinan akan membuat kesepakatan karena mereka dapat memahami penawaran Indonesia dengan lebih baik," kata Reza.
(DKH)