Jokowi menambahkan, perubahan iklim juga bisa mengancam kehidupan dunia.
“Belum lagi, ancaman perubahan iklim yang mengintai umat manusia,” ucapnya.
Karena itu, untuk menghadapi berbagai situasi tersebut, Jokowi memandang kolaborasi dan solidaritas antarnegara di seluruh dunia sangat dibutuhkan, seperti halnya saat menghadapi pandemi Covid-19.
“Dari pandemi kita telah diajarkan bahwa krisis global tidak akan bisa selesai kalau kita bekerja sendiri-sendiri atau oleh sekelompok negara saja, dibutuhkan kolaborasi dan solidaritas bersama untuk mengatasinya,” tuturnya.
Jokowi sebelumnya menyampaikan bahwa kehadirannya dalam KTT BRICS ke-15 selain untuk Indonesia, juga untuk mewakili suara rakyat negara-negara selatan global yang menginginkan solusi terbaik untuk menghadapi krisis tersebut.
“Kehadiran saya hari ini bukan hanya sebagai pemimpin Indonesia, tapi sebagai sesama pemimpin the global south, yang mewakili 85 persen populasi dunia, yang inginkan win-win formula,” katanya.
Dalam sesi tersebut, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk Republik Afrika Selatan Saud Purwanto Krisnawan.
(RNA)