Sebelumnya, dalam laporannya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan inflasi 2022 diperkirakan berisiko melebihi target yang ditetapkan yakni 3 persen plus minus 1 persen.
“Inflasi Juli 2022 mencapai 4,94 persen masih lebih rendah dari negara lain, tapi melebihi dari batas atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen. Terutama disebabkan oleh tingginya inflasi kelompok pangan bergejolak, yang mencapai 11,47 persen yang mestinya tidak lebih dari 5 persen atau maksimal 6 persen,” kata Perry.
Perry mengungkapkan, tekanan bersumber terutama dari kenaikan harga komoditas global akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik disejumlah negara yang mengganggu mata rantai pasokan global dan juga mendorong sejumlah negara melakukan kebijakan proteksi pangan.
Di dalam negeri terjadi gangguan pasokan disejumlah sentra-sentra produksi hortikultura termasuk aneka cabai dan bawang merah akibat permasalahan disuktural di sektor pertanian serta cuaca demikian juga ketersediaan antar waktu dan antar daerah.
Perry mengungkapkan, kenaikan harga energi global juga mendorong kenaikan inflasi barang yang diatur pemerintah, termasuk angkutan udara, tekanan dapat ditahan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energi.