sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jokowi Tegaskan Pentingnya Standar Global untuk Perangi Praktik Grenwashing

Economics editor Arie Dwi Satrio
10/09/2023 01:37 WIB
Jokowi juga meminta agar berbagai kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta untuk dapat semakin didorong dan dilanjutkan.
Jokowi Tegaskan Pentingnya Standar Global untuk Perangi Praktik Grenwashing (foto: MNC Media)
Jokowi Tegaskan Pentingnya Standar Global untuk Perangi Praktik Grenwashing (foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menegaskan pentingnya keberadaan standar global dalam hal pengelompokan kegiatan ekonomi dan bisnis dunia.

Hal tersebut disampaikan Jokowi di para pemimpin negara dan ketua organisasi internasional yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di India, Sabtu (9/9/2023).

"Dibutuhkan standar global, seperti taksonomi untuk mencegah praktik greenwashing. Reformasi Bank Pembangunan Multilateral (MDB) harus juga merefleksikan representasi negara-negara anggotanya," ujar Jokowi, dalam forum tersebut.

Pernyataan tersebut dibahas Jokowi dalam kaitannya dengan upaya percepatan penurunan emisi di level internasional, maupun di masing-masing negara.

Karenanya, Jokowi juga meminta agar berbagai kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta untuk dapat semakin didorong dan dilanjutkan, karena diyakini dapat membawa perubahan besar dalam penurunan emisi.

"Tahun lalu di Bali, Indonesia telah menginisiasi G20 Bali Global Blended Finance Alliance, skema Just Energy Transition Partnership (JETP). Ini harus diperluas dan diperbesar," tutur Jokowi.

Di lain pihak, Jokowi juga mengkritisi komitmen negara-negara maju dalam penanganan perubahan iklim global, yang dalam pandangannya masih sangat minim dan sebatas retorika.

Dalam pernyataannya, Jokowi mengeluhkan pelaksanaan penurunan emisi yang masih sangat terbatas, lantaran belum banyak negara yang melakukannya.

"Komitmen pendanaan negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate USD100 miliar per tahun, maupun fasilitas pendanaan loss and damage," ungkap Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga memaparkan sejumlah upaya yang dapat dilakukan berbagai negara, khususnya yang tergabung dalam G20, guna mengatasi peningkatan suhu bumi.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan, menurut Jokowi, adalah melalui percepatan transisi ekonomi rendah karbon, yang sayangnya masih belum banyak dilakukan oleh negara-negara di dunia.

Padahal, tren peningkatan suhu sebagai dampak perubahan iklim secara global terbukti terus terjadi dan sangat sulit untuk dikendalikan.

"Bumi kita sedang sakit. Pada Juli 2023 lalu, suhu dunia mencapai titik tertinggi dan diprediksi akan terus naik dalam lima tahun ke depan. Ini akan sulit ditahan, kecuali dunia menghadangnya secara masif dan radikal," tegas Jokowi. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement