Erick memandang banyaknya bandara internasional mendorong warga Indonesia melancong ke luar negeri. Hal ini jika tidak diimbangi dengan kedatangan turis asing, akan menyebabkan defisit.
“Amerika saja, dan China saja cuma delapan (bandara). Jangan sampai kita lebih banyak orang Indonesia ke luar negeri daripada turis luar negeri ke Indonesia. Ya, jadi malah defisit,” tuturnya.
Di sisi lain, Erick memastikan pemerintah terus memperkuat posisi bandara khusus penerbangan umrah dan haji.
“Tetapi untuk umrah dan haji, silakan ke 27 airport,” ucap dia.
(RNA)