Pada hari Rabu, mantan Menteri Pertahanan Afghanistan Bismillah Khan Mohammadi meminta Interpol untuk menahan Ghani karena "menjual" tanah airnya.
Mohammadi, yang juga dilaporkan telah melarikan diri ke UEA setelah runtuhnya Kabul pada hari Minggu, menuduh Ghani melakukan korupsi skala besar, dan "mengikat tangan tentara Afghanistan di belakang punggungnya", mencegahnya bertempur melawan Taliban.
Pada hari Senin, seorang diplomat di Kedutaan Besar Rusia di Kabul mengatakan kepada Sputniknews bahwa Presiden Ghani melarikan diri dari Kabul dengan empat mobil penuh uang tunai, dan bahwa para pembantunya terpaksa meninggalkan sebagian uang itu di landasan pacu setelah memuat sebagian darinya ke dalam helikopter.
Pada hari Rabu, The Daily Mail melaporkan bahwa Ghani diduga telah menyelundupkan uang tunai sebanyak USD169 juta atau lebih dari Rp2,4 triliun ke luar negeri, tetapi media Inggris itu tidak merinci dari mana angka itu didapat.
Pemerintah Afghanistan runtuh selama akhir pekan, kurang dari dua minggu setelah Taliban memulai serangannya untuk merebut daerah perkotaan, dan hampir tepat empat bulan setelah pengumuman penarikan tentara AS oleh Presiden Joe Biden pada bulan April.