IDXChannel - Perkembangan industri manufaktur di Jawa Barat masih terbuka lebar. Terutama dengan potensi pasar yang cukup besar.
Ketua Kadin Kabar Cucu Sutara mengatakan, sektor manufaktur Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk menembus lebih banyak pasar asing, terutama negara-negara tetangga.
Di sisi lain, pertumbuhan industri manufaktur menjadi salah satu penopang utama perekonomian nasional. Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 5-6 persen terhadap total PDB di Indonesia.
Menurut dia, Jawa Barat memiliki sektor manufaktur yang berkembang pesat dengan kota-kota seperti Bandung, Bekasi, Cikarang, Cimahi, dan Karawang yang menjadi pusat kegiatan manufaktur.
"Pertumbuhan industri manufaktur di Jawa Barat memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang didukung oleh infrastruktur, tenaga kerja, ketersediaan sumber daya alam, dan kebijakan pemerintah yang semuanya saling bersinergi," terangnya pada acara Industrial Roadshow and Business Forum di Hotel Swiss-Belinn, Cikarang.
Dia menambahkan, pertumbuhan industri manufaktur mendorong peningkatan pendapatan, diversifikasi ekonomi, pengembangan infrastruktur, dan pertumbuhan investasi di Jawa Barat.
Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Jawa Barat Deny Rusyana mengatakan, kualitas produk manufaktur di Indonesia telah membuktikan daya saingnya sehingga menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi yang menjanjikan.
Kekuatan industri manufaktur mulai dari otomotif, plastik, mesin, tekstil, dan makanan minuman dapat menyumbang PDRB besar. Transformasi digital di Jawa Barat ini harus dioptimalkan agar industri manufaktur lebih maju dan berdaya saing serta mendorong efisiensi dalam proses produksi.
"Struktur industri di Jawa Barat masih didominasi oleh low tech dengan kompleksitas rendah. Ketika ekspor negara-negara ASEAN sudah didominasi oleh kelompok produk manufaktur kompleks (dengan mesin), ekspor Jawa Barat masih didominasi oleh commodity-based," kata Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Meidy Mahardani.
Menurut Country Manager EPICOR Indonesia, Adhi Firmansyah menyebutkan, di era industri 4.0 perlu diperlukan teknologi yang bisa melihat dari sisi visibilitas, terlebih melihat 10 tahun ke depan. Tentu persaingan akan semakin ketat sehingga engagement pada teknologi diperlukan agar output efisiensi proses, improvement, dan visibility dapat tercapai.
Saat ini, ada sekitar 30.000 customer yang telah menggunakan produk teknologi EPICOR di seluruh dunia. Dalam 10 tahun terakhir jumlah customernya di Indonesia mencapai 150 Industri besar dan menengah. EPICOR siap mendukung pemerintah, asosiasi, dan para pengusaha untuk bertransformasi pada Industrial IoT.
(FRI)