Selain batu bara, kenaikan volume juga tercatat pada angkutan barang retail dan pupuk. Komoditas retail seperti Barang Hantaran Paket (BHP) dan parcel tumbuh 16 persen menjadi 118.077 ton. Sementara angkutan pupuk meningkat 21 persen menjadi 13.230 ton.
“Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari sektor pertanian, seiring musim tanam dan program ketahanan pangan nasional,” ujar Anne.
Moda kereta api dinilai menawarkan keunggulan dari sisi kapasitas dan ketepatan waktu. Di Jawa, satu rangkaian KA barang mampu menarik hingga 30 gerbong, sementara di Sumatera Selatan bisa mencapai 61 gerbong dalam satu rangkaian KA batu bara.
Anne juga menyebut operasional kereta api lebih efisien karena terbebas dari kemacetan dan risiko pungutan liar yang sering terjadi pada distribusi berbasis jalan raya.
Untuk jangka panjang, KAI menargetkan pertumbuhan angkutan barang sebesar 15 persen hingga 2029, dengan proyeksi batu bara mencapai 111,2 juta ton. Salah satu penopang utamanya adalah pengembangan Terminal Tarahan II dan ekspansi fasilitas di Kertapati.
(Rahmat Fiansyah)