Deklarasi Bali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan diskusi G20 berlangsung alot. Namun, pemimpin negara-negara G20 pada akhirnya menyepakati Deklarasi Bali yang terdiri dari 52 paragraf.
Pada poin 1-5, Deklarasi Bali menyatakan perhatiannya pada pandemi covid-19 yang masih berlangsung dan menyisakan pekerjaan rumah untuk pemulihannya; perubahan iklim; serta meningkatnya kemiskinan yang menghambat tujuan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, negara G20 juga menyepakati perang Rusia-Ukraina turut menjadi ancaman pada ekonomi global.
Negara G20 menegaskan kembali posisinya sebagaimanadinyatakan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang dalam Resolusi No. ES-11/1 tanggal 2 Maret 2022, telah disetujui dengan suara terbanyak (141 suara untuk, 5 melawan, 35 abstain, 12 absen) sangat menyesalkan agresi Rusia melawan Ukraina, dan menuntut secara penuh dan tanpa syarat penarikan dari wilayah Ukraina.
Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk ekonomi global - menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu pasokan rantai, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan.
Meski demikian, G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan.
"Kami mengakui bahwa masalah keamanan bisa memiliki konsekuensi signifikan bagi ekonomi global," tulis poin deklarasi itu.
Namun, G20 mendorong penyelesaian konflik secara damai, dengan mengutamakan diplomasi dan dialog. "Zaman sekarang tidak boleh perang," cetus deklarasi tersebut.
Lalu, negara G20 juga menegaskan komitmennya dalam menyokong negara-negara berkembang di tengah krisis global, khususnya negara-negara yang kurang berkembang, dan pulau kecil berkembang, dalam menanggapi tantangan global dan mencapai SDGs. Hal itu akan diwujudkan melalui investasi, termasuk dari swasta.
G20 juga menyatakan akan menggunakan seluruh kebijakan yang ada, yaitu makro-internasional dan kolaborasi untuk mengatasi tantangan global. Dari 52 poin tersebut, ada dua poin khusus terkait sektor energi, di mana para Pemimpin G20 menyepakati untuk mempercepat dan memastikan transisi energi yang berkelanjutan, adil, terjangkau, serta investasi inklusif.