Namun, Perry menekankan, stimulus moneter untuk menggerakkan ekonomi riil tidak hanya berasal dari suku bunga acuan. BI juga melakukan tindakan lain di luar suku bunga dengan terus menyuntik likuiditas melalui operasi moneter yang ekspansif. "Secara keseluruhan moneter kita adalah ekspansif dengan ukuran likuiditas," ujarnya.
Perry menjelaskan meskipun BI Rate tetap, bukan berarti arah suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga akan tetap. "Tentu saja akan kami sesuaikan dengan kondisi kurs, kita ingin mendorong kredit, mendorong pertumbuhan dan juga untuk mendorong ekspansi likuiditas," katanya.
Menurut Perry, ini adalah bagian dari strategi operasi moneter pro-market BI yang bertujuan mempercepat efektivitas transmisi penurunan suku bunga, menjaga kecukupan likuiditas, dan mempercepat pendalaman pasar. Hal ini dilakukan antara lain dengan mengelola struktur suku bunga, instrumen moneter, dan valas.
"Jadi Bank Indonesia terus memastikan stabilitas terkendalinya inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah dan terus bersama pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Perry.
Dia juga mengajak industri jasa keuangan, khususnya perbankan untuk mendorong kredit atau pembiayaan sehingga ekonomi lebih bergairah dan bisa tumbuh lebih cepat. Sementara BI bersama regulator lainnya akan memastikan stabilitas ekonomi nasional.
(Rahmat Fiansyah)