sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kekhawatiran Utang PLN, Pengamat: Refinancing Perlu Dilakukan

Economics editor Dinar Fitra Maghiszha
09/07/2021 20:15 WIB
Di tengah kekhawatiran utang PLN mencapai Rp 500 Triliun, Kementerian BUMN meminta agar perseroan melakukan refinancing.
PLN
PLN

IDXChannel - Di tengah kekhawatiran utang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang menggunung hingga Rp 500 Triliun, Kementerian BUMN meminta agar perseroan melakukan refinancing alias penggantian utang lama dengan utang baru senilai Rp 100 Triliun.

Direktur Executive Energi Watch Mamit Setiawan mengatakan strategi refinancing perlu dilakukan, tetapi dengan syarat-syarat tertentu.

"Saya rasa dengan kondisi utang PLN saat ini yang cukup banyak, memang sudah saatnya PLN perlu refinancing, mencari utang atau pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah dengan jangka waktu yang cukup panjang", kata Mamit saat dihubungi MNC Portal, Jumat (9/7/2021).

Mamit menggarisbawahi bahwa utang baru yang hadir harus memiliki jangka waktu yang lama, murah, lunak, dan juga bersahabat bagi keuangan korporasi.

"Saya kira masih aman. Saya melihat ini bukan menjadi satu masalah. PLN pasti paham apa yang mereka lakukan dan pasti mengerti kondisi keuangan mereka. Solusi refinancing bukan jadi masalah," ungkapnya.

Mamit juga berharap strategi ini bisa membuat keuangan PLN menjadi lebih sehat.

"Jadi memang salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah refinancing. Baik itu mencari modal dari dalam negeri ataupun luar, tetapi dengan persyaratan yang lebih lunak dan bersahabat," jelasnya.

Memakai laporan keuangan PLN sebagai analisa, Mamit menyebut utang baru ini berbanding lurus dengan aset perseroan yang menurutnya juga terus bertambah.

"Saya yakin, masih cukup besar dan masih cukup kuat secara keuangan. Karena memang BUMN kita sedang melakukan PSO (Public Service Obligation), maka pemerintah saya pikir tidak akan lepas tangan kalau sampe keuangan PLN berdarah-berdarah," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir telah meminta direksi PLN untuk mencari sumber pendanaan baru. Erick menitikberatkan bahwa utang harus memiliki bunga yang murah. Hingga Rabu (7/7), Erick mengatakan telah refinancing sebesar Rp30 Triliun dan akan menargetkan hingga Rp100 Triliun.

Menurut berbagai sumber, refinancing merupakan metode pembayaran atau pelunasan pinjaman dengan mengajukan pinjaman baru yang bunganya lebih rendah. Mirip dengan istilah "gali lubang tutup lubang", tetapi cara ini biasanya wajar dilakukan untuk membantu keuangan perseroan. (NDA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement