sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kelas Menengah Antusias Beli Tiket Konser Coldplay, Perlambatan Ekonomi Minggat?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
17/05/2023 15:49 WIB
Masyarakat, terutama kelas menengah muda, tengah antusias dengan kehadiran Coldplay di Jakarta pada 15 November mendatang.
Kelas Menengah Antusias Beli Tiket Konser Coldplay, Perlambatan Ekonomi Minggat? (Foto: MNC Media)
Kelas Menengah Antusias Beli Tiket Konser Coldplay, Perlambatan Ekonomi Minggat? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Masyarakat, terutama kelas menengah muda, tengah antusias dengan kehadiran Coldplay di Jakarta pada 15 November mendatang. Terbukti, tiket presale yang dijual hari ini Rabu (17/5/2023) ludes dalam waktu kurang dari satu jam.

Antusiasme konser musik masyarakat Indonesia kembali menggeliat pasca berakhirnya pandemi Covid-19. Sejak tahun lalu, gelaran-gelaran konser massif dilakukan oleh banyak promotor, baik untuk artis dalam negeri maupun luar negeri.

Sebagai bagian dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, penyelenggaraan konser akan mendatangkan keuntungan ekonomi tersendiri.

Hasil survei Indonesia Event Industry Council (IVENDO) menunjukkan pasca pandemi Covid-19 melandai, kegiatan event yang dilaksanakan oleh 130 anggota IVENDO menyumbangkan nilai ekonomi sebesar Rp423 miliar.

Nilai ekonomi dari kegiatan event ini relatif masih kecil dibandingkan sebelum pandemi yang mencapai Rp164 triliun per tahun.

Biaya Konser Tak Murah

Promotor konser, PK Entertainment merilis 11 kategori untuk konser Coldplay. Termurah ada Cat 8 (Numbered Standing) dengan harga Rp 800 ribu, hingga yang termahal kategori Ultimate Experience (Cat 1) seharga Rp 11 juta.

Setiap pembelian tiket konser Coldplay juga akan dikenakan pajak hiburan senilai 15% dan fee 5% di luar harga tiket.

Pengaturan pajak tersebut berada di Undang-Undang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (UU HKPD).

Aktivitas membeli tiket konser, terutama bagi kaum urban perkotaan ini mencerminkan perekonomian RI yang masih lebih baik.

Kuatnya pertumbuhan ekonomi kuartal  pertama tahun ini tercermin menjadi 5,03% year on year didukung oleh aktivitas konsumsi masyarakat.

Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 4,5% yoy, menguat dibanding pertumbuhan kuartal pertama 2022 sebesar 4,3% dan tumbuh positif 0,2% secara quarter-to-quarter (qoq).

Inflasi pada April 2023 secara yoy juga melandai ke level 4,33% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,74. Salah satu penyumbang komponen inflasi di antaranya kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,38%. Ini mencerminkan kenaikan termasuk konsumsi untuk kebutuhan konser.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement