IDXChannel - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengembalikan dua pesawat jenis Bombardier ke lessor. Namun, perseroan akan menggantinya dengan menyewa tiga pesawat jenis B737-800 NG.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyebut penambahan tiga pesawat akan melengkapi proyeksi pengoperasian armada yang diperkirakan mencapai 60-70 pesawat di akhir 2022 mendatang.
Untuk mendukung bisnis perusahaan pasca homologasi atau kesepakatan damai dengan kreditur, berbagai langkah strategis diambil oleh Garuda Indonesia, khususnya mengoptimalkan cost structure dan restrukturisasi kinerja.
“Semakin terkendalinya pandemi dan yang juga berkontribusi pada peningkatan mobilitas masyarakat serta pembukaan penerbangan antar negara tentunya menjadi sinyal positif untuk mengakselerasikan langkah pemulihan kinerja yang terus dioptimalkan oleh perusahaan,” ujar Irfan, Selasa (2/8/2022).
Irfan menyebut pada kuartal I-2022 Garuda Indonesia secara grup mencatatkan penurunan realisasi rugi hingga USD224,14 juta, menyusut 42 persen dibandingkan dengan kuartal I-2021 sebesar USD385,36 juta.
Capaian tersebut berhasil diraih dengan adanya penurunan beban usaha perusahaan di awal tahun ini yang tercatat USD526,34 juta, di mana pembukuan beban usaha tersebut lebih rendah 25 persen dari catatan beban usaha tahun lalu sebesar USD702,17 juta.
Adapun penurunan beban usaha tersebut terimplementasikan pada sejumlah lini beban seperti biaya operasional penerbangan, pemeliharaan-perbaikan, umum-administrasi, beban bandara, pelayanan penumpang, operasional hotel, transportasi dan jaringan.
Pada kuartal I-2022, emiten bersandi GIAA ini juga mencatatkan konsistensi pendapatan usaha di kisaran USD 350 juta, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun raihan pendapatan usaha tersebut berasal dari segmen penerbangan berjadwal yang menjadi kontribusi terbesar dengan total mencapai USD270,57 juta, disusul penerbangan tidak berjadwal dan lainnya masing-masing sebesar USD24,07 juta, dan USD55,50 juta.
“Kami meyakini dengan strategi dan business plan yang terus didiskusikan secara intensif, mempertimbangkan kondisi aktivitas perjalanan masyarakat khususnya melalui transportasi udara yang semakin menunjukkan tren positif, serta beban kewajiban perusahaan yang turun signifikan melalui proses PKPU ini diharapkan dapat mendorong akselerasi pemulihan kinerja Perusahaan sekaligus mewujudkan maskapai Garuda Indonesia sebagai bisnis yang simple dan portabel,” kata Irfan.
Di lain sisi, Garuda Indonesia nustru mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000 secara bertahap. Pada fase awal dilakukan pengembalian dua pesawat kepada lessor asal Montreal, Kanada, Nordic Aviation Capital (NAC) dan Export Development Canada (EDC).
Tercatat, ada 18 pesawat Bombardier CRJ-1000 yang sebelumnya pernah dioperasikan emiten bersandi. Dua pesawat Bombardier CRJ-1000 yang dikembalikan dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN tersebut diberangkatkan pada pukul 09.00 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju MHIRJ Facility Service Centre, Tucson, Arizona, Amerika Serikat.
Irfan mengatakan tindak lanjut pengembangan armada tersebut merupakan kesepakatan negosiasi bersama Nordic Aviation Capital dan Export Development Canada.
Pengembalian armada, kata dia, merupakan bagian dari strategi restrukturisasi yang dijalankan Garuda Indonesia, setelah dirampungkannya putusan homologasi PKPU, termasuk intensifikasi rencana strategis perusahaan dalam percepatan pemulihan kinerja. (RRD)