Harapannya dengan kerjasama ini, Pupuk Kaltim dan Pertamina NRE dapat memproduksi amonia hijau yang mampu dimanfaatkan 45 juta penduduk Indonesia. Tidak hanya itu, dengan energi hijau yang digunakan berpotensi menekan emisi hingga 1,7 juta ton CO2 per tahun.
“Pupuk Kaltim memandang studi bersama sebagai langkah penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan kami. Kami merasa terhormat dapat bekerja sama dengan para pemimpin industri untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dan berkontribusi pada planet yang lebih hijau,” terang Rahmad pada kesempatan yang sama.
Rahmad menambahkan, inisiatif ini merupakan bagian dari bentuk komitmen Pupuk Kaltim dalam melakukan inovasi untuk menyediakan produk pertanian yang ramah lingkungan.
Thorium adalah sumber energi baru dan terbarukan dan termasuk bahan bakar nuklir selain uranium. Berdasarkan informasi dari situs resmi batan.go.id , Indonesia memiliki potensi kandungan thorium mencapai 210.000 - 270.000 ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Potensi ini memberikan peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk mengembangkan dan memanfaatkannya.
“Proyek amonia hijau yang berbasis thorium ini akan menjadi inisiatif pertama di Indonesia untuk memanfaatkan tenaga nuklir,” tambah Dannif.