“Masih menunggu perkembangannya, Korea Selatan prinsipnya siap, kita sedang proses. Tapi perkembangan kita menunggu,” kata dia.
Risal sebelumnya mengatakan pemerintah tengah membidik pinjaman agar bisa membangun KRL Bali tahap 1A. Adapun, kebutuhan pendanaan dalam proyek ini mencapai USD876 juta atau setara Rp14,2 triliun, berdasarkan hasil feasibility study.
Dari beberapa investor asing yang dibidik, lanjut Risal kala itu, Uni Emirat Arab (UEA), Inggris, dan sejumlah negara lainnya menaruh minat memberikan pinjaman.
"Uni Emirat Arab tertarik, kemudian Inggris juga. Cukup banyak negara-negara yang berminat untuk bangun perkeretaapian di Bali," jelas dia.
(SLF)