Ia melanjutkan, lesi cacar monyet ini tidak langsung muncul setelah virus masuk ke dalam tubuh. Lesi baru akan keluar rerata pada 1 sampai 3 hari pasca individu mengalami fase invasi yang ditandai dengan gejala demam tinggi (38 derajat celcius lebih), sefalgia berat, limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening (leher, ketiak, dan selangakangan), myalgia, dan asternia.
Perlu diketahui, virus cacar monyet hanya menular saat cairan dari lesi pecah dan terpapar ke orang lain. Nah, di fase inkubasi, ternyata virus tidak menular ke orang lain.
"Ini yang membedakan cacar monyet dengan Covid-19. Kalau Covid-19, individu yang baru terpapar virus, meski tanpa gejala, dia tetap menularkan virus ke orang lain. Sementara cacar monyet menyebar kalau gejala sudah keluar," papar Syahril.
Lebih lanjut, pasien cacar monyet tidak selalu harus menjalani isolasi. Kecuali, selama 21 hari setelah kontak erat dengan penderita cacar monyet, muncul gejala atau keluar bintik merah yang kemudian menjadi lesi berair.
“Kalau sudah keluar gejala seperti itu, isolasi adalah pilihan yang tepat untuk meminimalisir penyebaran virus di masyarakat," ujarnya.
(FRI)