IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen tetap aktif membina industri kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil meski pemerintah tengah mendorong percepatan kendaraan listrik.
"Walaupun kami telah memulai pengembangan motor listrik, namun kami tidak akan meninggalkan industri kendaraan bermotor konvensional dengan bahan bakar fosil," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, melalui keterangan tertulis, Rabu (27/3/2024).
Salah satu upayanya dengan melakukan pembinaan kepada IKM knalpot aftermarket atau knalpot yang diproduksi bukan oleh buatan pabrikan kendaraan asli. Hingga saat ini, para IKM tersebut masih menghadapi tantangan untuk dapat masuk dalam ekosistem KBLBB utamanya di sisi kompetensi SDM dan kualitas produknya.
Di sisi lain, Kemenperin juga seimbang dalam melakukan pembinaan di ekosistem kendaraan listrik di tanah air. Salah satu upaya strategisnya adalah mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar berperan mengisi potensi pasar kendaraan listrik, termasuk kendaraan beroda dua.
Reni mengatakan potensi pasar industri otomotif di Indonesia masih terus tumbuh. Hal ini berdasarkan laporan dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), di mana untuk penjualan sepeda motor domestik dapat mencapai 6.236.992 unit sepanjang 2023.
“Angka tersebut naik 19,44 persen dibanding tahun 2022, di mana penjualan sepeda motor domestik menembus hingga 5.221.470 unit,” ungkap Reni.
Dirjen IKMA menegaskan, pemerintah gencar memacu pengembangan kendaraan listrik karena seiring tren global dalam penggunaan energi ramah lingkungan atau pengurangan gas emisi karbon. Tekad ini telah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan.
“Regulasi tersebut menjadi peluang dan tantangan bagi IKM alat angkut, termasuk IKM knalpot, untuk dapat melakukan diversifikasi produk ke arah motor listrik. Oleh karena itu, kami telah melakukan pembinaan pada IKM alat angkut agar dapat masuk ke dalam ekosistem KBLBB,” paparnya.
Khusus dalam pengembangan motor listrik, baik itu dalam pembuatan parts/komponen motor listrik, perakitan, maupun jasa service dan reparasi motor listrik, agar produk dan jasa yang dihasilkan oleh IKM alat angkut mampu memenuhi standar kualitas, harga yang ekonomis dan pengiriman yang tepat waktu.
Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Ditjen IKMA, Dini Hanggandari, menyampaikan bahwa timnya telah melakukan berbagai program pembinaan yang ditujukan untuk peningkatan daya saing IKM.
"Kami telah melakukan berbagai program pembinaan peningkatan daya saing IKM, mulai dari penguatan akses bahan baku, pengembangan produk, peningkatan teknologi mesin/peralatan sampai dengan promosi dan pemasaran," ucapnya.