sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kementerian ESDM Ungkap Sederet Strategi Capai Target Produksi Migas di 2025

Economics editor Atikah Umiyani
02/09/2024 23:00 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas menggodok strategi agar produksi migas tercapai sesuai target RAPBN 2025.
Kementerian ESDM Ungkap Sederet Strategi Capai Target Produksi Migas di 2025. Foto: MNC Media.
Kementerian ESDM Ungkap Sederet Strategi Capai Target Produksi Migas di 2025. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas menggodok strategi agar produksi migas tercapai sesuai target RAPBN 2025.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ariana Soemanto mengungkapkan saat ini, kontribusi lifting maupun produksi minyak nasional yang paling besar yaitu dari Pertamina Hulu Rokan sebesar 157 ribu barel per day. Disusul ExxonMobil Cepu sekitar 143 ribu barel per day. 

"Sedangkan produksi minyak dari Pertamina grup jika ditotal menyumbang sekitar 60 persen, belum termasuk non-operating aset. Untuk mendukung target produksi nasional tahun depan, Pertamina Hulu Rokan direncanakan berkontribusi sekitar 165 ribu barel per day," kata Ariana dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (2/9/2024).

Terkait dengan strategi reaktivasi sumur dan lapangan idle, Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina telah melakukan pembahasan teknis

Lapangan maupun sumur yang masih idle akan menjadi prioritas untuk dikerjakan sendiri atau dikerjasamakan dengan mitra. Dalam hal kerja sama dengan mitra, pemerintah akan mendukung Pertamina agar ketentuan dalam kerja sama menjadi lebih menarik dan bisa dieksekusi lebih cepat, sehingga tambahan produksi bisa segera terealisasi.

Terkait dengan intervensi teknologi, perusahaan migas China (Sinopec) akan masuk ke 5 lapangan Pertamina dengan teknologi peningkatan produksi. 

"Minggu lalu tim teknis dari ESDM, SKK Migas dan Pertamina ke China untuk evaluasi teknis penerapan teknologi tersebut di lapangan di China. Selanjutnya, September ini Tim teknis Sinopec akan ke Indonesia untuk pejajakan teknologi tersebut ke 5 lapangan Pertamina. Kerja sama teknologi seperti ini akan terus didorong," kata Ariana.

Peningkatan produksi dari proyek baru maupun dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar akan dikawal dan didukung penuh. Beberapa kebijakan baru saja terbit seperti Peraturan Menteri ESDM Nomor 13/2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split yang baru, tentu akan dorong iklim investasi migas lebih positif.

"Ini perbaikan dari kontrak bagi hasil migas gross split yang lama, sesuai masukan dari stakeholder juga. Jadi sinyal positif perbaikan investasi hulu migas. Di samping itu, juga ada fleksibilitas kontrak skema gross split ke cost recovery di mana beberapa blok migas saat ini sedang berproses untuk beralih dari skema gross split ke cost recovery," kata Ariana.

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement