Pembangunan Istana Wakil Presiden mengusung konsep ‘Huma Betang Umai’ yang berarti Rumah Panjang Ibu dalam bahasa Dayak memberi arti rumah yang besar untuk memberi ruang bersama dan memberikan peran mengayomi sepeti ibu.
Di sisi lain, konsep Tropis, Performatif, dan Regeneratif, ikut masuk dalam desain dan rancangan Istana Wakil Presiden. Sehingga bangunan tersebut tetap ramah lingkungan dan hemat energi karbon
Pembangunan Istana Wakil Presiden ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mempercepat realisasi Nusantara sebagai pusat pemerintahan baru yang modern, hijau, dan berkelanjutan.
Proyek ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol kekuasaan eksekutif, tetapi juga menjadi cerminan Nusantara sebagai kota pintar yang ramah lingkungan.
(Febrina Ratna)