“Indonesia lebih unik lagi karena negara kepulauan. Lebih dari 17 ribu pulau ini kita sudah lakukan bantuan pangan di lebih dari 1,5 juta titik GPM (Gerakan Pangan Murah) dan ini memang satu-satunya di dunia karena negara lain nggak bisa serentak kaya di kita,” ujar Arief.
Ia menjelaskan, pemerintah terus melakukan inovasi terkait bantuan pangan agar bisa memberikan efek berganda. Adapun lewat bantuan pangan ini, kata Arief, Presiden Jokowi ingin menyerap hasil panen petani dan peternak lokal untuk dibeli oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pangan.
“Jadi ini bukan uang habis pakai, uang hilang. Dibeli dengan harga yang baik kemudian disimpan menjadi CPP atau Cadangan Pangan Pemerintah,” ungkapnya.
“Jadi teman-teman petani hari ini sangat happy setiap ke sawah dengan Pak Presiden membeli di atas Rp7.000 harganya gabah kering siap panen, sehingga bisa dilihat NTP (Nilai Tukar Pertanian) tinggi di atas 113 persen. Dulu 95,28 persen, sekarang 113-114 persen,” sambungnya.
Ia menambahkan, program bantuan pangan ini bertujuan untuk pengentasan kemiskinan, penurunan stunting hingga gizi buruk. Bapanas sendiri telah memetakan 74 kabupaten/kota se Indonesia untuk menyasar ke masyarakat rentan tersebut by name by address.