"Semua yang kita lakukan basisnya data, saya ulangi ya, semua keputusan yang kami buat basisnya data," kata Luhut saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Luhut mengatakan ia sedang menunggu hasil laporan dari BPKP secara detail terkait impor KRL tersebut.
Dia mengatakan bahwa jika hasil tersebut dari laporan BPKP menyatakan jadi impor KRL bekas dari Jepang atau tidaknya, maka dia akan mengambil keputusan tersebut. "Jadi kalau data mengatakan begitu ya begitu," katanya.
Adapun rencana impor KRL bekas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penumpang KRLyang semakin meningkat. Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI Asdo Artriviyant menjelaskan bahwa impor KRL bekas dari Jepang merupakan salah satu opsi paling cepat.
Asdo mengatakan bahwa kebutuhan impor KRL tersebut ditujukan untuk mengangkut penumpang KRL pada tahun ini dan tahun 2024 sambil menunggu pembelian 16 train set dari PT INKA yang baru bisa beroperasi pada 2025-2026.
Adapun rata-rata penumpang KRL berkisar di angka 900 ribu orang per hari. Angka ini akan terus meningkat seiring dengan perbaikan prasarana yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan.
"Untuk memenuhi kapasitas angkut di tahun ini, yang paling cepat adalah impor krl tersebut sambil menunggu kereta yang kita buat (dari PT INKA)," kata Asdo di INews Tower, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
(FRI)